Sabtu, 07 Januari 2017

SEDIAAN GALENIKA

  1. PENDAHULUAN  Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan & hewan Sehingga Timbul ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika. Ilmu Galenika Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).
  2. 3. SEDIAAN GALENIKA 1. 2. 3. Sediaan yang dibuat berasal dari bahan baku tumbuh-tumbuhan atau hewan dengan cara disari. Zat-zat yang disari terdapat dalam sel-sel bagian tumbuhtumbuhan yang umumnya dalam keadaan kering. Cairan penyari masuk dalam sel-sel dari bahan dan zat yang tersari larut dalam cairan penyari, setelah itu larutan yang mengandung zat tersari dipisahkan dari simplisia yang disari. Penyarian akan lebih cepat terjadi bila bahan dasar dalam keadaan halus. Secara Singkat Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati Dari simplisia tersebut, obat-obat/ bahan obat yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan/ preparat
  3. 4. TUJUAN DIBUATNYA SEDIAAN GALENIKA 1. Untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat. 2. Membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai. 3. Agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
  4. 5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA Derajat kehalusan Derajat kehalusan ini harus disesuaikan dengan mudah atau tidaknya obat yang terkandung tersebut di sari. Semakin sukar di sari, simplisia harus dibuat semakin halus, dan sebaliknya. 1. Konsentrasi / kepekatan Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan tersebut harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami kesulitan dalam pembuatan. 2.
  5. 6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN SEDIAAN GALENIKA 3. Suhu dan lamanya waktu Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau tidak, mudah tersari atau tidak. 4. Bahan penyari dan cara penyari Cara ini harus disesuaikan dengan sifat kelarutan obat dan daya serap bahan penyari ke dalam simplisia.
  6. 7. BENTUK-BENTUK SEDIAAN GALENIKA Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta, Infusa Hasil Penyulingan/ pemerasan : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak menguap), olea pinguia (minyak lemak) Syrup
  7. 8. PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION
  8. 9. B. PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam keadaan (khasiatnya) tidak berubah. Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik/ pelarut. Cairan penarik yang dipergunakan disebut menstrum, ampasnya disebut marc atau faeces. Cairan yang dipisahkan disebut Macerate Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
  9. 10. (LANJUTAN) PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION Umumnya extractio dikerjakan untuk simplisia yang mengandung zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain alkaloida, glukosida, damar, olea, resina, minyak atsiri, lemak. Disamping itu terdapat juga jenis-jenis gula, zat pati, zat lendir, albumin, protein, pectin, selulosa yang pada umumnya mempunyai daya larut dalam cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat kelarutan ini dimanfaatkan dalam extractio.
  10. 11. (LANJUTAN) PENARIKAN/ EXTRACTIO/ EXTRACTION Tujuan utama extractio adalah untuk mendapatkan zat-zat berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak berfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal. Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu yang nantinya akan menghasilkan sediaan galenik sesuai dengan pengolahannya.
  11. 12. SUHU PENARIKAN JUGA SANGAT MEMPENGARUHI HASIL PENARIKAN, SUHU PENARIKAN UNTUK : Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan, suhu penarikan untuk : Maserasi : 15 0C – 25 0C Digerasi : 35 0C – 45 0C Infundasi : 90 0C – 98 0C Memasak : suhu mendidih
  12. 13. Dalam beberapa hal sebelum sediaan yang dimaksud dibuat, simplisia perlu diolah terlebih dahulu, Misalnya mengawal lemakkannya (menghilangkan lemak) seperti: Strychni Semen, Secale cornutum; atau menghilangkan zat pahitnya seperti Lichen islandicus. Supaya zat yang tidak berguna (merusak) tidak ikut tertarik bersama-sama dengan zat-zat berkhasiat, maka perlu cara untuk menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna
  13. 14.  Cara menghilangkan isi simplisia yang tidak berguna : Dengan memakai bahan pelarut yang tepat dimana bahan berkhasiatnya mudah larut, sedangkan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut dalam cairan penyari tersebut. Dengan menarik/ merendam pada suhu tertentu dimana bahan berkhasiat terbanyak larutnya. Dengan menggunakn jarak waktu menarik yang tertentu dimana bahan berkhasiat dan simplisia lebih banyak larut, sedangkan bahan yang tidak berguna sedikit atau tidak larut.Dengan memurnikan / membersihkan memakai caracara tertentu baik secara ilmu alam maupun ilmu kimia.
  14. 15.  Jadi kesimpulan dalam extractio ini adalah memilih salah satu cara penarikan yang tepat dengan cairan yang pantas dan memisahkan ampas dengan hasil penarikan yang akan menghasilkan sebuah preparat galenik yang dikehendaki. o Cairan-cairan Penarik     Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain : 1.Kelarutan zat-zat dalam menstrum. 2.Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna, pengendapan, hidrolisa). 3.Harga yang murah. 4.Jenis preparat yang akan dibuat.
  15. 16. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 1. Air. Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat (garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna, dan garamgaram mineral) Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian (condurangin, Ca hidrat, garam glauber, dll). Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut merupakan makanan yang baik untuk jamur dan bakteri dan dapat menyebabkan mengembangnya simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
  16. 17. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 2.Etanol.  Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu (alkaloida, glikosida, damar, minyak atsiri). Tidak baik untuk jenis-jenis gom, gula, dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi pertumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri.  Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet.  Campuran air-etanol sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol/ hidroalkholic menstrum lebih baik daripada air sendiri.
  17. 18. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 3. Gliserin  Dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat penyamak/ tanin. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin dan hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tiak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering. 4. Eter Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.
  18. 19. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 5. Solvent Hexane Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar.  Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyakminyak.  Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya Strychni Semen, Secale Cornutum.
  19. 20. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 6. Aseton Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam  Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar.  Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan.  Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum Oleoresin (N.F XI)
  20. 21. MACAM-MACAM CAIRAN PENYARI 7. Kloroform Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
  21. 22. CARA-CARA PENARIKAN 1. Maserasi Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
  22. 23. CARA-CARA PENARIKAN 2. Digerasi Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35o – 45o. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.
  23. 24. CARA-CARA PENARIKAN 3. Perkolasi Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana zatzatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
  24. 25. CARA-CARA PERKOLASI 1. 2. 3. 4. perkolasi biasa perkolasi bertingkat/ reperkolasi/ fractional percolation perkolasi dengan tekanan/ pressure percolation perkolasi persambungan/ continous extraction/ memakai alat soxhlet.
  25. 26. 1. PERKOLASI BIASA Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya Perkolator direndam dengan cairan penyari, masukkan kedalam perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu. Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian tertentu, untuk ekstrak cair Perkolator Biasa disari sampai tersari sempurna. Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat yang berkhasiat keras.
  26. 27. 2. PERKOLASI BERTINGKAT / REPERKOLASI Reperkolasi adalah suatu cara perkolasi biasa, tetapi dipakai beberapa perkolator.  Dengan sendirinya simplisia di bagi-bagi dalam beberapa porsi dan ditarik tersendiri dalam tiap perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap perkolator diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.
  27. 28. CARA KERJANYA Simplisia pertama dilembabkan dan dimasukkan ke dalam perkolator pertama, kemudian ditarik seperti cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume tertentu, misalnya: 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cd. Bagian yang pertama perkolat A (200 cc) adalah sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan pertama. Simplisia kedua dilembabkan dengan perkolat A (susulan pertama), dan dimasukkan ke dalam perkolator kedua, kemudian ditarik. Akan diperoleh perkolat-perkolat dalam jumlah dan volume tertentu, misalnya 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc, 200 cc bagian pertama perkolat (300 cc) adalah sebagian dari sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya disebut susulan kedua. Simplisia pada perkolator ketiga diolah seperti pada perkolator kedua, dengan menggunakan perkolat B (susulan kedua) sebanyak 200 cc dan seterusnya sampai nantinya sebanyak 500 cc
  28. 29. Disini terlihat bahwa perkolat A baian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat Abagian-bagian berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-perkolat B.  Hasilnya ialah: Perkolat A pertama 200 cc Perkolat B pertama 300 cc  Perkolat C 500 cc Keuntungan utama pada perkolasi ialah preparat yang terdapat dalam bentuk pekat dan penghematan menstrum. Tetapi perkolasi ini tidak dapat dipergunakan untuk ekstrasi sampai habis. Secara resmi reperkolasi dipergunakan hanya untuk pembuatan ekstrak-ekstrak cair yang simplisianya mengandungzat berkhasiat yang tidak tahan atau rusak oleh pemanasan
  29. 30. 3. PERKOLASI DENGAN TEKANAN Digunakan jika simplisia mempunyai derajat halus yang sangat kecil sehingga cara perkolasi biasa tidak dapat dilakukan. Untuk itu perlu ditambah alat penghisap supaya perkolat dapat turun ke bawah. Alat tersebut dinamakan diacolator
  30. 31. HAL-HAL YANG HARUS MENDAPAT PERHATIAN PADA PERKOLASI 1. 2. 3. 4. 5. mempersiapkan simplisianya: derajat halusnya. melembabkan dengan cara penyari: maserasi I jenis perkolator yang dipergunakan dan mempersiapkannya cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di maserasi dalam perkolator: maserasi II pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan. 
SUMBER BY:  http://www.slideshare.net/wulunggono/kelas-x-farmasi-new

gambar folium